Senyum adalah sebuah ungkapan perasaan yang muncul seketika saat seseorang merasa BAHAGIA, dan sesederhana itulah arti bahagia bagi anak-anak Palu kala itu di lokasi pengungsian bencana gempa dan tsunami.

Bisa melihat mereka tersenyum saat trauma healing jadi satu hal terasa sangat mahal yang tak terbayarkan oleh materi.
Perjalanan Menuju Palu, Sulawesi Tengah
Tepat pada hari Jum’at tanggal 28 September 2018 lalu saya mendengar kabar mengagetkan dari saudara-saudara kita yang berada di Sulawesi Tengah. Telah terjadi gempa bumi dan tsunami yang mengakibatkan porak porandanya provinsi tersebut. Tanpa pikir panjang kemudian saya mendaftarkan diri menjadi salah satu Relawan dari Sulawesi Selatan, dengan harapan bisa sedikit membantu dan menebar kebaikan buat sanak saudara di Palu dan sekitarnya.

Meski sempat tak diizinkan karena kedua orang tua khawatir, namun entah kenapa hati ini enggan untuk tinggal berdiam diri. Walau sebenarnya cemas dengan kabar gempa susulan yang sering terjadi, tapi mata tak sanggup melihat saudara sejawat yang menderita disana. Ada yang yang kelaparan, ada yang sekarat kekurangan obat-obatan, hingga yang masih terjebak dalam reruntuhan belum ditemukan. Suasana saat itu benar-benar kacau sekacau-kacaunya.
Dalam hati berkata, “bantuan ini harus secepatnya kami salurkan untuk sanak saudara yang ada disana”
Setelah mengumpulkan sumbangan dan bantuan dari berbagai masyarakat, saya beserta relawan lain bergegas berangkat menuju Palu menggunakan mobil Ambulance melewati jalur darat. Kami ditemani oleh Polisi dan TNI yang berjaga di mobil truk berisi sembako untuk korban bencana.
Dikarenakan situasi yang agak mencekam pasca gempa, membuat perjalanan kami sedikit agak lambat karena berhati-hati dengan paket sembako yang kami bawa. Malam itu begitu gelap dengan jalan berbatu yang tanjakan yang curam, kami memutuskan untuk menginap dan melanjutkan perjalanan saat fajar menyingsin. Kurang lebih perjalanan kami tempuh selama 36 jam lamanya.
Mobilisasi Bantuan di Palu, Sigi dan Donggala
Terdapat 3 daerah terdampak yang paling parah, yakni Kota Palu serta Kabupaten Sigi dan Donggala. Masing-masing dengan kerusakan yang sangat parah. Begitu sampai saya sangat kaget melihat bangunan yang rata dengan tanah, di sebelah kiri terlihat sebuah masjid diatas lautan yang masih bertengger tanpa tiang penyangga akibat terjangan tsunami. Saya hanya bisa terdiam sambil beristigfar.
Setibanya di posko kami dibagi menjadi beberapa Tim Relawan Berbagi Kebaikan, yakni:
1. Tim Mobilisasi Bantuan Bencana
Tim Mobilisasi Bantuan, adalah mereka yang bertugas untuk mendistribusikan bantuan berupa bahan pokok seperti beras, minyak, gula, susu dan lainnya ke 3 titik terdampak tersebut. Sasaran kami ialah mereka yang berada di pedalaman dengan akses yang belum terjamah oleh pemerintah dikarenakan medan yang cukup sulit untuk kesana.

Bangunan yang hancur serta jalanan yang retak membentuk jurang kecil dengan celah yang dalam membuat warga sekitar enggan untuk beranjak dari rumah, tatkala takut dengan gempa susulan yang bisa terjadi kapan saja. Dari kejauhan pun terlihat aspal yang tadinya kokoh jadi berantakan akibat getaran dari bawah tanah.
Pernah satu hari saya dan tim sedang mobilisasi bantuan ke daerah Sigi, tiba-tiba gempa susulan datang. Sontak para warga menjadi histeris dan berteriak karena trauma. Disini kami baru menyadari bahwa mereka butuh lebih dari sekedar bantuan moril belaka. Maka dari itu kami membentuk tim lain untuk menebar kebaikan moral kepada para korban bencana di pengungsian
sebuah keluarga yang kehilangan rumah
Tim Relawan terdiri dari berbagai latar mulai dari Mahasiswa, Pekerja, Relawan daerah, Pegawai Kantoran, Anak Millenials dan masih banyak lagi. Kami bersatu dalam sebuah Tim dan menyalurkan berbagai bantuan yang terkumpul mulai dari Dompet Dhuafa, Sumbangan Masyarakat, dana CSR serta sumbangan relawan tanpa nama.
2. Tim Medis di Pengungsian
Tim Medis, adalah mereka yang bersiaga di posko untuk melakukan pemeriksaan kesehatan gratis kepada masyarakat yang mempunyai keluhan. Salah satu kegiatan besar yang sempat kami lakukan ialah Sunnatan Massal bagi anak-anak di kabupaten Sigi.
si kecil yang berani disunat ekspresi saat di sunat
Alhamdulillah antusias ibu dan bapak mengantarkan anak-anaknya sangat besar di daerah ini, hal tersebut terlihat dari puluhan anak kecil yang mengantri untuk disunat. Tak hanya sampai disitu, para orang tua dan lansia pun bisa melakukan konsultasi kesehatan gratis dan pengecekan kondisi kesehatan pasca gempa.
3. Tim Trauma Healing Pasca Bencana
Tim Trauma Healing : Mereka yang bertugas memberikan healing kepada masyarakat yang mendapat trauma mendalam pasca bencana gempa ini. Sasaran tim trauma healing adalah anak-anak kecil yang kehilangan keluarga dan orang tuanya, ataupun org dewasa yang kehilangan harta bendanya dan hanya menyisakan selembar pakaian yang melekat di badan.
Metode yang kami gunakan ialah penerapan games seru serta cerpen dengan mengumpulkan anak-anak dari berbagai pengungsian untuk kolaborasi dan membangun kembali rasa percaya diri dan senyum simpul di wajah mereka. Harapannya agar anak-anak di sini bisa move on atau bangkit dengan keadaan yang ada.
Uluran tangan dan perhatian dari saudara relawan kami harapkan menjadi pemantik semangat buat anak-anak penerus bangsa ini. Sedangkan bagi para orang dewasa kami menggunakan metode Konseling atau eksposure theraphy dengan cara pendekatan persuasif kepada mereka.
anak kecil yang selamat dari gempa trauma healing anak-anak Sigi
Pertama-tama korban bencana diukumpulkan dan diajak secara perlahan untuk memberanikan diri mengakses ingatan pada saat bencana yang menyebabkan mereka trauma, disini saya dan tim healing lainnya bertindak sebagai pendengar terlebih dahulu.
Setelah itu mereka diajarkan bahwa apa yang terjadi saat bencana itu sudah tidak ada lagi hubungannya dengan kondisi yang ia lihat saat ini. Bencana itu adalah masa lampau yang telah terjadi, dan sekarang adalah kondisi sebenarnya yang harus ia perjuangkan dengan keluarga yang masih ada
Pada proses ini korban bencana diajarkan untuk menerima semua apa adanya agar bisa terus melanjutkan hidupnya bersama apa yang masih layak untuk diperjuangkan saat ini.
Sungguh merupakan pengalaman yang tak terlupakan dalam Menebar Kebaikan
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”
Masya Allah … in syaa Allah akan jadi bekal amal jariyah Asyraf ini. Semoga berkah dan kelak bisa berbuat lebih banyak lagi.
aminn makasih banyak kk.. smoga smoga smogaa
Saya selalu salut sama orang-orang yang berani mengorbankan zona nyamannya demi membantu orang lain yang membutuhkan. Apalagi kejadian Palu ini kemarin benar-benar mengernyitkan dahi kalau diingat-ingat lagi, alhamdulillah waktu itu banyak orang-orang berdedikasi tinggi membantu segala kebutuhan korban bencana di sana. Panjang umur dan sehat selalu para relawan bencana Palu!!!
iya bang, sedih se sedih2 nya pokoknya pas tiba disana liat situasi dan kondisi bangunan yg rata dengan tanah
Senang melihat senyum mereka merekah kembali setelah bencana melanda.
Juga bangga melihat adek adek relawan berjuang memberikan bantuan pada anak2 yg terkena dampak
makasih kk, yuk bersama terus #menebarkebaikan
Masya Allah, semangat berbagi itulah modalnya Ashraf nanti di akhirat. Semangat terus berbagi ada bencana maupun tak ada ben ana
siap kk, jangan pernah bosan berbagi mumpung kita masih diberi kesehatan dan kesempatan hihi
Keren banget! selalu (ikutan) bangga kalau baca tulisan kayak gini. Walau nggak ikut serta dalam aksi, tapi ikut merasakan kebahagiaan mereka yang menerimanya.
Amiin, mohon doa buat Palu bang
Semangat menebar kebaikann kakak asyraff, sangat menginspirasi untuk kitaa semuaaaaa :))))
makasih enni bolehbaper, yang penting jangan baper ya hahaha
Travelwork terakhir sebelum pandemi, saya ke Palu. Di sana masyarakat penuh semangat untuk bangkit. Tentu dengan gotong royong banyak pihak.
oh iyaa, saya pernah baca artikelta yang palu itu, kliling ki foto2 sndiri waktu dinas klo nd salah ya kk
Sumpah baca ini seketika flashback sama Palu ? antara sedih dan bahagia. Persis dengan apa yg kulihat dan kurasa waktu itu ? Dari kejadian ini sy juga lihat bagaimana mujizat2 Tuhan terjadi di Palu :’) Semoga bisa tetap selalu berguna bagi semua orang kak ?
Avignam Jagat Samagram
wah anak SAR nih, kemarin turun bencana juga kah ?
Respect Mas. Terima kasih atas kesediaan Mas meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk membantu sesama, terutama korban bencana alam di sana. Semoga banyak pahala baik yang Mas tuai nanti dari apa yang dilakukan ini. Saya juga berdoa semoga seluruh korban yang masih hidup, terutama anak-anak, bisa kembali tegar dan selalu sabar melanjutkan hidup mereka setelah musibah ini, dan yang korban meninggal mendapat tempat yang baik di sisi Tuhan YME.
Salam.
Aiin ya ALLAH. semoga Palu bisa bangkit dan kembali sperti sedia kala, terimakasih kunjungannya bang agung. salam kenal
Mantap kegiatannya mas, bangga sama relawan dan Dompet Dhuafa yang bisa turut membantu menebar kebaikan buat masyarakat Tsunami Palu
Keren Asyraf! Sebuah kegiatan yang sangat positif buat sesama.
Boleh kasih saran nda?
Ada satu elemen yang kurang dari tulisan ini, yaitu deskripsi. Coba kalau dilengkapi dengan deskripsi, misalnya bagaimana perasaanmu ketika pertama kali melihat bangunan yang runtuh akibat gempa itu. Apakah ada rasa sedih? Ada rasa takut? Atau mungkin ada rasa yang lain?
Terus, akan bagus juga untuk bisa mendeskripsikan suasana atau gambaran lingkungan bekas gempa itu. Walaupun ada foto pendukung, tapi kita harus bisa mendramatisir dengan menceritakan suasana itu menggunakan kata-kata.
Itu saja sih masukan dari saya 😀
Oh ya. ada award untuk Asyraf di postingan blogku yang terakhir ya hehehe
Siap terimakasih deng, bangga dikomentari sama deng ipul hihii. Sambil berbenah di post2 selanjutnya deh, syukron
ok award diterima, but spertinya butuh menyiapkan pikiran jernih utk menjawab pertanyaan2 nya yang serba sebelas (11) hahahaa.
MasyaAllah, tetap semangat dan jangan berhenti menebar kebaikan ogi.
Bangga skali dan salut untuk semua relawan yang dengan ikhlas membantu para korban. Terima kasih sudah berusaha mengembalikan senyuman di wajah mereka? Semangat selaluu kak ogi