Gunung Latimojong merupakan pegunungan tertinggi di Pulau Sulawesi dengan ketinggian mencapai 3478 MDPL yang berada di provinsi Sulawesi Selatan. Gunung ini juga termasuk dalam salah satu dari 7 puncak tertinggi Indonesia atau yang akrab dikenal dengan Seven Summits of Indonesia.

Gunung Latimojong berada pada posisi kelima dari 7 summit gunung yang ada di Indonesia setelah Cartenz, Kerinci, Rinjani dan Mahameru. Namun diantara semuanya, Latimojong terkenal dengan jalur pendakian yang cukup ekstrem dibanding jalur gunung lainnya. Actually semua trek memiliki ritmenya masing-masing.
Karena masih terbatasnya sarana dan prasarana menuju puncak serta jalur pendakian resmi terdekat hanya lewat Kabupaten Enrekang. Saya memutuskan untuk mengikuti eksepdisi Jalur Baru
Jalur pendakian kali ini cukup spesial spesial. Karena kami akan memulai pendakian pada sebuah jalur yang baru saja dibuka yakni Via Jalur Timur Desa Tolajuk melalui kota Palopo. Jalur yang katanya sangat ekstrem dan belum terjamah ini akan memakan waktu yang cukup lama kurang lebih sekitar 7-8 hari.
DAY 1 : Makassar – Palopo
Jika kamu berasal dari luar pulau sulawesi, maka hal pertama yang harus kamu lakukan yakni menuju kota Makassar sebagai titik awal menuju kaki gunung Latimojong. Setelah itu dari kota Makassar ada dua pilihan menuju kota Palopo yakni :
- Via udara dari Bandara Hasanuddin (UPG) – Bandara Bua (PLP). Namun cara ini cukup mahal buat kamu yang hanya seorang backpacker
- Via darat dari Makassar menggunakan Bus seharga Rp 160,000 ataupun mobil sewa dengan harga yang sama.
Setibanya di Palopo saya singgah tepat di taman segitiga yang bertuliskan I Love Palopo City kemudian dijemput oleh salah seorang teman sependakian menuju ke Basecamp teman-teman AKAR Indonesia yang merupakan tim leader dan sweaper kami selama di Latimojong nanti.
AKAR merupakan singkatan dari Aktivitas Anak Rimba Indonesia yang merupakan sebuah Komunitas Pecinta Alam (KPA) Palopo yang tertua berdiri sejak tahun 2000 silam. Boleh dibilang teman-teman AKAR Indonesia telah banyak berjasa menemukan Jalur Timur Latimojong melalui beberapa ekspedisi susur jalur beberapa tahun lalu.
DAY 2 : Palopo – Basecamp Desa Tolajuk
Setelah packing dan mempersiapkan semua kebutuhan pendakian selama kurang lebih 7 hari, kami dijemput oleh Honda Jazz Kuning, namun kali ini bentuknya agak besar dengan bak terbuka di sisi belakang. Betul sekali, yang kami maksud adalah Mobil Truck Kuning dengan bak besi terbuka, hahaha.
Kami berangkat sekitar pukul 2 siang dengan waktu tempuh ke desa terakhir sekitar 5 jam perjalanan. Bisa dibayangkan kan? rasanya naik truck besi di siang bolong, ah mantap hahaha. Namun, perjalanan terasa lebih cepat karena candaan dan sendau gurau diatas truck sesama pendaki dari berbagai daerah.
Buat teman-teman yang berencana naik motor, lebih baik dipikirkan lagi. Pasalnya jalan menuju Desa Tolajuk sangat ekstrem, melewati tanjakan yang berbatu dan sangat licin. Truck kami pun sempat mundur karena medan yang cukup licin disertai jurang di sisi kanan.
Catatan Pendakian Gunung Latimojong
DAY 3 : Kebun Kopi dan Gerbang Hutan Latimojong
Hari pertama kami start dengan semangat 45 dari rumah nenek di Basecamp Desa Tolajuk dengan start ketinggian 1150 mdpl. Perjalanan menuju POS 1 sekitar ± 2 jam melewati kebun kopi dan jalan setapak menanjak yang cukup menguras stamina.
Hanya berselang 15 menit seluruh tim sudah ngos-ngosan dan memutuskan untuk istirahat sejenak karena teriknya matahari serta jalur tanjakan tanpa bonus. Saran saya, jalanlah dengan santai pada pos ini, karena perjalanan masih sangat panjang didepan. Jika haus minumlah sebisa mungkin agar tidak dehidrasi, karena mata air pertama ada di POS 1.

Kami tiba di POS 1 pada pukup 9.40 Wita dengan view kebun kopi yang terlihat dari kejauhan. Tak memerlukan waktu lama kami melanjutkan perjalanan menuju POS 2 dengan peples yang sudah terisi penuh pada sumber mata air POS 1 tadi.
Setelah berjalan kurang lebih 1,5 jam melewati tanjakan berbatu dan pengerasan jalan akhirnya kami tiba di Pintu Gerbang Hutan Latimojong. Setelah ini kami akan masuk pada jalur pendakian hutan belantara, oleh karena itu leader memutuskan untuk rehat sejenak sambil ngopi untuk mempersiapkan tenaga pada trek selanjutnya.
Perjalanan kami lanjutkan pada pukul 11.20 menuju POS 2 dengan stamina yang sudah terisi kembali. Trek menuju POS 2 cukup landai dan sejuk karena kita berjalan dibawah pepohonan yang lebat menjulang tinggi disepanjang perjalanan.
Sejenak saya berhenti dan menggaruk betis kaki kanan, ternyata oh ternyata ada pacet berukuran 3 cm yang lagi santap siang dengan tenangnya. Kata leader, mulai dari sini kita akan lebih sering bertemu dengan om pacet, so berhati-hatilah jika kamu menggunakan celana pendek saat trekking.
Finally, terdengar suara aliran air yang menandakan POS 2 sudah sangat dekat. Semangat 45 kami seketika Kembali dan tancap gas menuju POS 2 untuk rehat sejenak. Perjalanan dari POS 1 menuju POS 2 kurang lebih 2 jam lamanya, sedangkan lokasi camp pertama berada diatas POS 2 kurang lebih 30 menit menanjak dengan ketinggian 1.850 mdpl.
DAY 4 : Jembatan Langit Yang Menakjubkan
Hari ini saya bangun lebih cepat dari biasanya, bukan karena rajin sih wkwkwk, tapi karena hari ini adalah hari piket saya sebagai Tim Konsumsi buat 21 pendaki jalur timur hahaa. Seperti biasa set menu andalan saat di gunung adalah Mie + Nasi + Sarden yang sudah menjadi menu wajib para pendaki. Sayangnya kami tidak bisa membawa telur karena pantangan warga sekitar yang tidak membolehkan apapun yang berwarna kuning masuk di area Jalur Timur Latimojong.
Kami berangkat pukul 10 pagi dengan trek akar-akar raksasa di sepanjang perjalanan. Hanya berselang 60 menit saja Alhamdulillah kami tiba di POS 3. Namun, perjalanan sesungguhnya di Jalur Timur Latimojong ada di POS 3 menuju POS 4 dengan estimasi waktu 5-6 jam dengan trek yang boleh dibilang cukup MENGERIKAN.
Boleh dibilang trek yang kami lewati pada pos ini bukan hanya mendaki saja, tapi kebanyakan MRANGKAK dan MEMANJAT. Belum lagi hujan yang turun memaksa tubuh kami untuk menahan dinginnya angin yang berhembus dari sisi jurang disebelah kiri dan kanan.
Tangan saya pun sempat tidak terasa lagi akibat suhu yang cukup dingin. Beberapa sobat pendaki juga merasakan asam lambung yang parah. Oleh karena itu, kami rehat sejenak menunggu hujan reda sambal membuat kopi hangat untuk menghindari hypothermia di tengah perjalanan.
Setelah melewati punggungan gunung, akhirnya kami tiba di Jembatan Langit ! Sebuah nama yang pantas untuk pemandangan yang ada diatasnya. Saya sempat tidak percaya bisa melewati trek yang sangat panjang dan melelahkan tadi.
Jembatan Langit adalah nama yang diberikan karena jalan setapak yang kita lewati mirip sebuah jembatan di tengah langit yang terbentuk dari gabungan akar pohon yang Bersatu di tengah jurang yang dalam. Rasanya seperti berjalan diatas awan. Sepertinya inilah trek jurang terbaik yang pernah saya daki disepanjang pendakian gunung di Indonesia. Alhamdulillah kami berhasil tiba pukul 17.04 sebelum malam menjemput.
DAY 5 : Hypotermia !!!


Kami berangkat dengan cuaca cerah dan stamina penuh menuju POS 5 pada pukul 9 pagi. Sebelum berangkat beberapa pendaki melipir ke kubangan air di sudut POS 5 untuk buang air besar, termasuk saya juga tentunya hahaha. Kali ini kami tidak menggunakan WC terbang karena khawatir kantong plastic yang sulit terurai.
WC yang kami gunakan adalah ala nenek moyang dulu dengan system GALI dan KUBUR kemudian KABUR, hahaha. Semoga bisa jadi pupuk buat pohon-pohon di jlaur timur Latimojong.
Kali ini kami berjalan lebih santai agar bisa lebih menikmati perjalanan. Sejenak teman-teman pendaki rehat di salah satu gua sambal ngopi dan bercengkrama satu dan yang lainnya. Sungguh nikamat seduhan kopi di tengah pendakian ini.
Waktu menunjukkan pukul 12.38 Wita, perut mulai berbunyi meminta asupan energi tambahan. Namun, hujan lebat tiba-tiba turun di tengah perjalanan. Tak ada pohon, tak ada batu untuk berlindung, yang ada hanya jas hujan plastik yang tak sanggup menahan guyuran hujan dengan begitu derasnya.
Kami pun memutuskan untuk memasang fly sheet dan memasak mie goreng agar bisa melanjutkan perjalanan dengan sisa tenaga yang ada. Setelah itu kami lanjutkan perjalanan memasuki gerbang POS 6 yang terdiri dari 2 buah batu raksasa di kiri dan kanan.
“si gondrong sempat mengambil batu, namun ditegur oleh adnan si sweper yang tidak membolehkannya”
Perjalanan semakin jauh namun Puncak Nenemori tak kunjung terlihat, hujan mengguyur dengan derasnya membuat Langkah kami perlahan semakin lambat saja. Rombongan kami adalah yang paling dibelakang ditemani oleh sweeper Adnan dan Rama yang juga anak AKAR.
Waktu menunjukkan pukul 17.00 Wita dan tiba-tiba Rama menggigil kedinginan disertai asam lambung hebat yang menyerangnya. Kami sempat berselisih paham sesame teman pendaki antara ingin melanjutkan perjalanan, tinggal istirahat dan Rama yang mengatakan ingin pulang.
Ditambah lagi 1 orang sobat pendaki kami dari Bone-bone pun terkena Hypotermia hebat dengan darah yang keluar dari hidungnya. Beruntung ada Rizky Palopo dan Hadi Papua yang bergegas mencari bantuan untuk menghangatkannya.
Hari itu sangat kacau, perdebatan hebat sempat terjadi, namun semuanya mencair setelah sweper memutuskan untuk memasang Tenda Emergency di pertengahan jalan menuju POS 7.
DAY 6-7 : Summit Attack Puncak Rantemario 3478 MDPL
Setelah melewati malam yang sangat Panjang dengan drama Hypotermia dan perdebatan sesama pendaki kami akhirnya bisa lebih akrab antara pendaki satu dan yang lainnya. Kami bangun dengan kondisi fit Kembali dan berangkat pada pukul 8 pagi.
Beruntungnya pagi itu kami disambut cahaya Mentari yang hangat, membuat perjalanan kami lebih mudah dan semangat. Jarak dari lokasi camp darurat kami menuju Puncak Nenemori hanya 1 jam saja dengan track berbatu di tanah lapang disertai pemandangan lautan awan di sisi dan kiri dan kanan.
Wajah haru terpancar jelas dari sobat pendaki yang berhasil sampai ke Puncak Nenemori yang merupakan puncak tertinggi kedua di Pulau Sulawesi. Tanpa segan, semua berfoto ria di dekat Tugu Puncak Nenemori 3397 mdpl.

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju Puncak Rantemario yang menjadi tujuan utama pendakian jalur timur Latimojong kali ini. Jarak dari puncak Nenemori menuju Telaga di POS 7 sekitar 1 jam perjalanan dengan trek yang kebanyakan menurun.
Ternyata di POS 7 telaga telah menunggu leader dan sobat pendaki lainnya. Saya Bersama tim sweper menanggalkan beberapa barang berat kecuali jaket dan Mydaypack yang selalu saya bawa saat summit ke Rinjani, Semeru dan Kerinci 17 agustus tahun lalu.
Perjalanan menuju puncak Rantemario kurang lebih selama 60 menit dengan trek berbatu dan angin yang cukup kencang. Sakin semangatnya saya jalan paling depan sampai akhirnya ngos-ngosan dan memutuskan istirahat sejenak hahaha, ternyata masih jauh.
Dari kejauhan terlihat Tugu Sakral Puncak Rantemario yang menjadi ciri khas Gunung Latimojong. Alhamdulillah cuaca yang cerah membuat perjalanan kami sedikit lebih cepat walaupun sedikit berawan paling tidak mendung tak sampai hujan saat kami Summit.
Dengan wajah haru dan nafas terengah-engah saya mengambil tongkat dan memasang bendera kemudian mengibarkannya diatas Puncak Rantemario 3478 mdpl Gunung Latimojong via Jalur Timur, Desa Tolajuk dengan total waktu pendakian selama 7 hari.
Pendakian ini begitu saya nikmati dengan pmebacaan Teks Proklamasi yang begitu khitmad Bersama semua anggota tim yang berhasil sampai di puncak dengan selamat. Kami pun turun dengan wajah Bahagia dan memutuskan untuk menginap 1 malam sebelum turun ke Basecamp Desa Tolajuk.
ESTIMASI WAKTU PENDAKIAN
MAKASSAR – PALOPO ± 8 JAM
PALOPO – BASECAMP DESA TOLAJUK ± 5 JAM
BASECAMP – POS 1 ± 2 JAM
POS 1 – POS 2 ± 2 JAM
POS 2 – CAMP 1 ± 30 MNT
POS 2 – POS 3 ± 1 JAM
POS 3 – POS 4 ± 5-6 JAM
POS 4 – CAMP 2 ± 1 JAM
POS 4 – POS 5 ± 2 JAM
POS 5 – POS 6 ± 3 JAM
POS 6 – PUNCAK NENEMORI ± 2 JAM
POS 6 – POS 7 ± 2 JAM
POS 7 – PUNCAK RANTEMARIO ± 1 JAM
Catatan Detail Pendakian Gunung Latimojong
DAY 1
[ ] 15.00 tgl 28 Des Berangkat dari Palopo – Tolajuk
[ ] Melewati jalan setapak yg curam, terjal, ada jembatan kayu
[ ] View sepanjang jalan keren, ada lautan awan
[ ] 19.00 Tiba di basecamp desa tolajuk
DAY 2
[ ] 8.00 Berangkat 1150 mdpl
[ ] 15 menit jalan sudah istirahat
[ ] 30 menit istirahat
[ ] 9.40 pos 1
[ ] 11.00 coffee break
[ ] Mulai ada pacet uk 3 cm di btis dan baju
[ ] 11.20 menuji pos 2
[ ] 12.00 istirahat pos bayangan
[ ] 13.30 tiba pos 2, sumber mata air
[ ] 13.45 istirahat
[ ] 14.20 tiba di camp 1850 mdpl
DAY 3
[ ] 10.04 berangkat
[ ] 11.45 Pos 3
[ ] Hujan deras, kdinginan tangan tdk terasa
[ ] Jembatan langit yg keren
[ ] Punggungan gunung
[ ] Memanjat bukan mendaki lagi
[ ] Rama asam lambung
[ ] 17.04 Pos 4 lokasi camp
DAY 4
[ ] 8.47 menuju pos 5
[ ] 10.00 istirahat, jalur aman sdkt mendaki diantara akar2
[ ] 11.47 Isi2 perut sebelum pos 5
[ ] 12.38 tiba pos 5 hujan deras
[ ] 14.00 Gerbang menuju pos 6, harus memberi salam
[ ] 15.30 tiba pos 6
[ ] Tdk boleh ambil batu apapun yg ada
[ ] Hujan badai, rama menggigil, semua sudah lelah, kaki sakit, perut lapar, lokasi menuju puncak nenemori masih jauh
[ ] Kena badai, rama hamit hypo jadi kita bge camp di tengah perjalanan
DAY 5
[ ] 8.00 berangkat
[ ] 9.00 nenemori
[ ] 9.10 pos 7
[ ] 10.20 telaga
DAY 6
[ ] 9.00 Berangkat dari pos 6
[ ] 10.00 Pos 5
[ ] 12.00 Pos 4 check point ngopi
[ ] 14.30 Pos 3
[ ] 16.00 Pos 2
[ ] Istirahat
[ ] 18.30 Pos 1