Mengenal Tari Caci, Budaya Khas Masyarakat NTT

Caci merupakan nama tarian khas suku Manggarai di pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Tari ini melambangkan keperkasaan dan kejantanan lelaki suku di desa ini. Moment Tari Caci ini termasuk langka karena hanya dilakukan sekali dalam setahun pada waktu tertentu.

Beruntungnya saat perjalanan saya pada provinsi ke 21 di NTT Alhamdulillah berkesempatan melihat tarian ini secara langsung, bahkan sempat mencoba menggunakan pakaian dan memetikkan cambuknya. Hal yang belum tentu bisa didapatkan saat pertama kali ke NTT.

Tari Caci
Prawakan penari caci senior

Menarik : Liburan Mewah di NTT Buat Kamu

Lokasi tempat saya melihat tarian ini pertama kalinya yakni di Bea Muring, Manggarai Timur. Awal perjalanan saya dari Makassar naik pesawat menuju Kupang (direct flight), kemudian dilanjutkan kembalik menaiki pesawat ATR menuju ke ruteng, dari atas terlihat pemandangan NTT yang sangat hijau, termasuk view Sawah Spider yang tengah hitz di dunia maya saat ini.Setelah itu barulah dilanjutkan perjalanan darat melewati jalan berkelok dan berbatu selama kurang lebih selama 4 jam.

Mengenal Tari Caci

Tari Caci
Pertarungan tari caci perwakilan antar desa di NTT

Tari Caci terdiri dari dua orang lelaki yang beradu pukul satu sama lain menggunakan cambuk yang dipegang oleh lelaki pertama, selanjutnya lelaki kedua yang menjadi lawannya memegang perisai dan sebisa mungkin menghindari pukulan lawan.

Tarian ini umumnya dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober sebagai bentuk rasa syukur masyarakat suku Manggarai kepada yang maha kuasa atas hasil panen yang melimpah. Biasanya setiap desa mengirimkan perwakilan penari caci yang memiliki pengalaman yang mumpuni dalam kegiatan ini. Kemudian perwakilan antar desa tersebut beradu taktik dan kemampuan dalam Tari Caci.

Aturan Tari Caci

Tari ini tergolong berbahaya bagi pemula, karena itu ada beberapa hal yang harus diikuti jika ingin memainkan tari ini, yang pertama yaitu tidak boleh ada kata kasihan kepada lawan saat orang pertama mengayunkan cambuknya pada lawan. Kemudian lawan akan diberi kesempatan membalas pukulan tadi.

Selanjutnya tidak boleh dilakukan pengeroyokan dalam tarian. Misalnya dua lawan satu itu merupakan hal yang tidak boleh dilakukan. Setiap pertandingan dilakukan secara fair dengan giliran menyerang secara bergantian. Umumnya Tari Caci ini dilaksanakan antar desa untuk melihat keperkasaan dan kejantanan lelaki desa tersebut.

satu yang unik pada saat melakukan tari caci ini sebisa mungkin si pemegang cambuk mengarahkan sasarannya tepat kepala dan bahkan mata lawannya, dan itu sah-sah saja bagi kedua belah pihak yang bertarung

Kostum dan Pengiring Tari Caci

Tari Caci
Formasi tari caci saat bertarung

Namanya juga tari pasti diikuti dengan alunan musik dari luar arena. Alat musik yang digunakan yakitu gendang dan gong dengan lantunan lagu Neggong atau Dare yang merupakan lagi khas daerah Maggarai.Tari Caci menggunakan kostum layaknya prajurit zaman dulu yang ingin berperang. Disisi atas menggunakan tutup kepala dan pengikat yang mengelilingi hingga ke leher.

Bagian badan tidak menggunakan kostum apapun alias telanjang dada. Sedangkan bagian bawah menggunakan celana panjang berwarna putih dengan kain songket khas Manggarai diatasnya.Aksesoris pelengkap yakni menggunakan bunyi-bunyian berupa lonceng kecil serta perisai dan cambuk untuk bertarung.

Tari ini merupakan kesenian daerah khas NTT yang sangat menarik dan sayang dilewatkan jika ke Flores. Sungguh Bumi NTT benar-benar memiliki daya tarik yang sangat kental akan budaya dan sarat akan makna.

Tari Caci
Walau terlihat sangar, penari caci sebenarnya adalah orang yang sangat ramah

22 thoughts on “Mengenal Tari Caci, Budaya Khas Masyarakat NTT

  1. Sejujurnya saya agak ngeri sih kak liat kalau tarian ini harus saling pukul ._. Tapi ya namanya warisan budaya suatu adat mau gimana lagi ya, apalagi klo trnyata setahun sekali diadakan; sepertinya udah mendarah daging ya

  2. Menghitung berapa kali namaku disebut di postingan ini hahaha btw envykuuu liat postingan begini ??? Belum pernah ke flores dan semoga kalo ada kesempatan kesana bisa bertepatan dengan moment ini, amin

  3. Pas di bawah tulisan “bahkan sempat mencoba menggunakan pakaian dan memetikkan cambuknya” ada foto penarinya, saya tadinya kira itu Asyraf! Hihiih…

  4. Ini sama kayak tari apa gitu di Lombok, lupa namanya. Bedanya yang di Lombok itu pakai tongkat rotan. Lumayan sadis juga bisa bikin badan memar kena gebukan rotan hahaha

  5. kalo ada masyarakat umum atau org awam gtu yg mau ikut tariannya boleh dak? trs harus pake baju adat yg sama jg kah? terus jalan2 asraf. smoga bs jd traveller sukses hehe

  6. Bisa jg tari ini buta bhkan mninggal dunia,sudah trbiasa pak,sy trmsk salah satu penari caci mnggarai flores,tpi tdk prnah dendam,krna dendam dan emosi yg brlebihan tdk di prbolehkan,dlm arena boleh kita tunjukan pukulan sekuatnya,namun stlh giliran kita uda selesai kita makan brsama,minum kopi brsama di luar arena pokoknya akrab kayak sdra kandung,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.