Sate merupakan salah satu kuliner kuliner favorite di semua lapisan masyarakat karena rasanya yang bersahabat di lidah, dari sekian sate yang ada di Indonesia, sate Klatak Pak Pong merupakan salah satu yang wajib di coba sobat travelers.
Bukan hanya dari segi rasa, sate ini memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri jika dibandingkan dengan kuliner sate lainnya. Berikut 5 Keunikan Sate Klatak Pak Pong:
Menarik : Iniilah 10 Wisata Anti-Mainstream di Medan & Sumatera Utara
1. Tusuk Sate Terbuat Dari Besi Terali Motor
Terdengar aneh dan berbeda dari sate pada umumnya, jadi tusuk sate ini terbuat dari besi yang bisa kita temukan pada ban sepeda motor yang sering kita kendarai. Jangan khawatir ini bukan uji nyali ataupun ajang x factor, karena tusuk sate besi itu benar adanya.
Awalnya saya tidak percaya sampai saya menelusuri dapur tempat dibuatnya sate ini, dan ternyata benar. Disitu terllihat ratusan gagang besi trali motor berjejer rapih menunggu tusukan daging kambing mentah.
Bukan tanpa maksud tusuk sate ini terbuat dari besi. Tujuannya agar tekstur daging bagian dalam lebih cepat matang pada saat pembakaran, serta memaksimalkan penyerapan bumbu sampai ke pori-pori daging.
2. Berbahan Dasar Daging Kambing Muda
Jika di penjual sate terdapat pilihan antara daging ayam atau kambing maka di sate klatak ini hanya ada satu pilihan bahan dasar yakni daging kambing muda, (bukan mamah muda yah hehehe) yang di potong kecil-kecil kemudian ditusuk dengan rapi pada tusukan besi yang kokoh.
Selain dibuat sate, daging kambing muda ini juga dibuat tongseng berkuah sebagai pelengkap nasi dan sate. Jangan tanya rasanya, kalian harus coba sendiri, dijamin sadaaapp!
3. Menggunakan Varian Bumbu Yang Tidak Umum
Sate pada umunya menggunakan bumbu kecap ataupun sambal kacang. Sedangkan sate klatak hanya dibumbui garam dan merica kemudian disajikan bersama bumbu gulai kuning sebagai pelengkapnya.
Jangan khawatir bagi pecinta pedas, karena kalian tetap bisa request tambahan sambel pada bumbu sate untuk pelengkapnya.
4. Penamaan Yang Unik
Banyak orang yang tak mengetahui asal penamaan ini. Awalnya saya pun mengira kalau klatak merupakan bahasa jawa dari kambing muda, maklum orang Makassar hehehe. Ternyata persepsi saya salah besar. Bahasa jawa dari kambing ternyata wedhus
Cerita dari pak Pong mengatakan kalau dulu sate ini di bumbui garam dan pada saat dibakar terdapat suara letupan klatak klatak klatak dari tempat pembakaran, pada saat itulah namanya dinamakan Sate Klatak buatan Pak Pong.
5. Akses dan Harga Yang Terjangkau 

Sobat travelers dapat dengan mudah menemukan lokasi penjualan sate klathak di Jalan Imogiri Timur Km. 10, Wonokromo, Pleret, Jejeran II, Wonokromo, Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta,
Dari pusat kota kita tinggal lurus mengikuti jalan imogiri timur sampai ke perempatan kemudian belok kanan ke jalan sultan agung kurang lebih 1 km, tempatnya berada tepat di sebelah kanan jalan.
Sate pak Pong buka mulai pukul 09.00 pagi s/d 23.30 malam. Setiap harinya. Saya menyarankan untuk berkunjung setelah sholat maghrib dikarenakan antrian yang panjang membuat mereka yang datang kemalaman bisa-bisa kehabisan.
Harga seporsi sate ini sama dengan harga tongseng yakni Rp 23.000,- saja. Cukup murah bukan? So, ke Jogja tak afdol kalau tidak kulineran ke Sate Pak Pong! Next
Ya Alloh siang-siang puasa gini baca tentang sate klatak. Serasa pingin buko di Jogja 😀
yaelahh kan lagi2 ada yang baca artikel kuliner saya siang2 hahaa, maapin yakk hahahaa
Tusukan dagingnya pakai jari-jari sepeda. Mungkin awalnya, karena irisan dagingnya besar-besar, jadi bambu tak kuat ya Mas. Untungnya pakai besi, panas yang menjalar di seputar besi mematangkan bagian tengah sate 🙂
nah bener banget mba, jadi panas dari pembakarannya merambat melalui besi dan masuk ke pori2 satenya, sehingga dalam sate terasa empuk dan renyah hahahaa
sering baca dan lihat tv tentang sate klatak ini tp sampai sekarang belum pernah nyoba
nahh sekarang kudu diaagendaiin nihh, rasa mau nambah lho, hahahaa
waduh, bener-bener unik.
mantep ini, apa lagi gak pakai bumbu yang biasa seperti sate lainnya.
kalau ke jogja, udah pasti aku mau coba ini kak.
terima kasih rekomendasinya 🙂
sipp lah, seneng klo artikel nya bisa bermanfaat. apa lagi jadi referensi pembaca hahahaa
haha mantap emng!
semoga bisa disegerakan ke Jogja nih 😀
haha amiiin, dicatat di bucket list nya…
Dagingnya nampak empuk dan tebal. Kalau di sini, sate biasa satu porsi itu 15k. Kalau di sana 23k, tapi dagingnya segede gitu, masih layak 🙂
benr banget, 1 daging bisa 2 sampai 4 suapan nasi haha, itupun daginya actually bisa dibagi 2 hehee
Salah banget baca ginian siang siang wkwk.
tapi Seumur-umur baru denger dah sate klatak.
Kirain daging apaan gitu ya :v
Tapi unik sih tusukanya pake jari-jari, bisa jadi terobosan baru yang helpfull banget. Jadi cepet matengin bagian dalem sate :v
walahh padahal satenya sejak zaman pak presiden soekarno lho hahahaa.
bisa jadi bahan vlog nih, seriusan pasti seruuu
Yum! Jadi pengen nyobain! Unik banget tusukannya hehe
kuy cobain lahh.
eh btw fotomu di rinjani kan ya? suka nanjak gunung jg??
Sebelum puasa aku makan sate klatak, Ramadan ini belum, jadi pengen tapi gak bakal keburu. Besok harus mudik..he
Saya pamit, Mas. Ongkosnya mana 😀
mau ongkos brapa nak, sini saya go pay in aja yah hahaha
Nyaris lima tahun di Jogja, tapi ndak pernah sekalipun cicip sate klatak ini hahaha. Perlu dicoba segera saat ke sana.
seriusaannn? waduh padahal sate ini masuk 100 best kuliner indonesia lho. buruuaaaan ke TKP hahahaaa
Ini makanan hakul wajib keluarga saya kalo ke Jogja hehe…wah jdi pengen balik lagi 🙂
Sate klatak emang unik dan nagih sih, walau terlihat polos tapi kaya rasa. Makanan wajib kalau ke jogja nih
bener banget, jadi ke jogja bukan cuma makan bapia, atau makan gudeg aja. makan sate juga wajib hahaa