Desa Wisata merupakan upaya yang dilakukan pada suatu wilayah untuk meningkatkan kesejahteraan masyakarat dengan memaksimalkan pembangunan kepariwisataannya. Beberapa upaya yang dilakukan masyarakat dalam membangun Desa Wisata adalah melihat potensi alam, budaya dan sosial, kemudian menata desa sedemikian rupa, memperbaiki fasilitas umum, pemukiman, dan tempat ibadah.

Biasanya, disebut Desa Wisata karena mempunyai tempat wisata ikonik. Tempat wisata tersebut biasanya merupakan kebudayaan dari wilayah itu. Beberapa fasilitas lainnya yang terdapat di Desa Wisata adalah sarana-prasarana yang memadai, transportasi dan akomodasi yang mendukung.
Selain beberapa wisata unggulan, satu pertanyaan muncul; apakah terdapat properti yang dijual di Desa Wisata? Secara kita tahu bahwa dengan adanya wisata unggulan, potensi tempat tinggal pun pasti ada.
Nah, beberapa Desa Wisata di Indonesia yang tidak hanya memiliki wisata ikonik, tetapi juga memiliki beberapa potensi bagus di bidang propertinya.
Desa Wisata Setu Babakan
Setu Babakan merupakan satu daerah yang terletak antara Depok dan Jakarta Selatan. Desa ini memiliki luas 289 hektar, memiliki kurang lebih 3.540 kepala keluarga dan sebagian besar adalah orang asli Betawi. Sering disebut sebagai Perkampungan Budaya Betawi karena warisan budayanya yang masih sangat kental. Budaya yang masih sangat dilestarikan di Setu Babakan adalah ondel-ondel, tanjidor, lenong dan makanan khasnya seperti gado-gado, semur jengkol, ketoprak, kerak telor, bir pletok, dan soto betawi.
Memiliki sebuah danau buatan dengan ukuran 32 hektar dan digunakan sebagai pemancingan oleh warga sekitar. Selain pemancingan, danau ini digunakan untuk wisata bebek-bebekan dan tempat untuk menikmati sunset.
Untuk potensi hunian di Setu Babakan, harganya sudah mengikuti rata-rata harga yang ada di Jakarta. Harganya berkisar Rp 5 sampai 10 juta per meter persegi untuk tanah dan Rp 900 juta hingga 2 milyar untuk hunian.
Desa Wisata Ubud
Desa yang berada di Kabupataen Gianyar menjadi tempat favorit wisatawan mancanegara karena lokasinya yang berbukit dengan nuansa alam yang sejuk sehingga cocok untuk Anda yang ingin menenangkan diri. Selain kaya akan alamnya, Desa Ubud juga kaya akan budaya dan keseniannya karena sering disebut sebagai Ibukota Seni dan Budaya Asia.
Diberikan predikat “global”, harga untuk hunian pun sudah tidak masuk akal. Menurut Lamudi.co.id hunian paling murah pun dihargai Rp 900 juta hingga Rp 13 milyar
Namun, dengan harga yang terbilang gila tersebut, tentu Anda akan dimanjakan dengan beberapa kesenian dan tempat wisata khas Ubud seperti Kecak Dance, Puri Agung Ubud, Museum Puri Lukisan, dan Monkey Forest. Ubud juga memiliki pasar khas yakni Pasar Seni Ubud tempat membeli suvenir khas Bali..
Desa Wisata Kasongan
Berlokasi di Bantul, Yogyakarta kawasan ini dapat ditempuh sekitar 10-20 menit dari pusat kota. Desa Kasongan kerap disebut sebagai desa gerabah karena kebanyakan dari masyarakat di sana masih membuat gendi, kuali, atau beberapa peralatan dapur dari tanah liat sebagai sumber mata pancaharian.
Karena disebut desa gerabah, wisata ikonik yang ada di Desa Kasongan adalah kelas belajar membuat gerabah untuk para wisatawan. Dimulai dengan proses perhitungan diameter hingga pengecatan. Totalnya kurang lebih 2-4 hari. Tidak hanya kesenian saja, desa ini ternyata juga memiliki potensi yang sangat bagus untuk mengembangkan bisnis properti, karena rata-rata harga hunian disana lebih murah jika dibandingkan dengan harga rumah dijual di Jogja.
Sekadar informasi, harga rumah dijual di Jogja dibanderol mulai dari Rp 300 juta. Rata-rata rumah dijual di Jogja berstatus secondary dengan desain yang monoton. Walau begitu, rumah yang dijual di Desa Kasongan tidak ketinggalan jaman, hunian yang dijual sudah dibangun dengan konsep cluster baru. Dibangun dengan desain modern, tetapi tidak meninggalkan khas Jogja itu sendiri; beberapa ukiran furnitur dan batik yang menyelimuti hunian, sehingga dapat disimpulkan bahwa hunian dijual Desa Kasongan sama bagus dengan rumah dijual di Jogja.
Saya ke Bali malah blm pernah mampir ubud kak..heheh…
waduhh berarti balinya belum lengkap nih hahahaa
Kebanyakan didesa ya kak, diperkotaan gak ada ya kak?
di kota juga banyak kok, tp suasana yg enaknya ada di desa kak
nice info bg..
sipp sama2 bang